Senin, November 16, 2009

fisiologi marah

I. FISIOLOGI MARAH .

Saudara, amarah seringkali didefinisikan sebagai energi rangsang stimuli secara emosional dan melibatkan kondisi fisik yang ditujukan sebagai bentuk perlindungan diri dari ancaman atau sifat ketidaknyamanan baik secara nyata maupun tidak . Amarah dikatakan sebagai reaksi emosional yang melibatkan kondisi fisik karena apabila kita amati, amarah akan menyebabkan jantung berdebar-debar,tekanan darah meningkat , pernafasan cepat dan reaksi lain yang seringkali bersifat individual . Mencuplik dari artikel di wikipedia.org yang berjudul anger , ekspresi marah akan menonjol pada dua hal ekspresi wajah dan bahasa tubuh dimana kedua hal tersebut menunjukkan agresifitas yang ditujukan keluar.

Otot wajah dan kepala sangat dipengaruhi oleh amarah tersebut .Wajah menjadi tegang , otot alis akan tertarik sehingga kita melihat orang yang marah pandangannya akan tajam bahkan bisa melotot pada obyek kemarahannya .Lebih lanjut lagi karena kita tahu bahwa ada saluran penghubung antara mata dan hidung maka kita bisa melihat cuping hidung kembang kempis dan rahang terkatup rapat .

Banyak orang yang bertanya mengenai efek dari reaksi fisik tersebut . Secara normal, amarah memang suatu “alarm”terhadap ancaman atau ketidaknyamanan yang dialami oleh seseorang .Secara singkat dijelaskan bahwa perubahan fisik yang menyertai amarah sebagaimana dijelaskan diatas akan meningkatkan kewaspadaan akan serangan , rasa sakit dimana seseorang akan dipacu untuk membangun “benteng pertahanannya “. Secara unik pula dijelaskan bahwa reaksi amarah juga refleksi dari meningkatnya kepercayaan diri dan rasa aman . Tetapi , amarah yang tidak terkontrol tetap merupakan hal yang kurang baik, baik individu itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya bahkan dapat berimplikasi pada suatu tindakan hukum.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Novaco ,Tindakan otonomik secara primer dipicu melalui aktivitas homon adrenomedullary dan adrenocortical . Sekresi oleh adrenal medu;;a dari catecholamin , epinefrin , dan norepinefrin serta adrenal cortex dari glucorticoid menghasilkan efek sistem simpatetik yang menggerakkan tubuh untuk melakukan tindakan ( mis; pelepasan glukosa yang disimpan didalam hati dan otot sebagai glikogen ) .Pada saat marah , aktivasi katekolamin akan lebih kuat norepinefrin daripada epinefrin ( kebalikannya berlaku pada kasus ketakuan yang sangat ) .Efek adrenocortical, yang lebih lama bertahan dibandingkan efek adrenomedullary , dimediasi oleh pembentukan kelenjar pituitary, yang juga akan mempengaruhi kadar hormon testosteron .Sistem dari pituitary-adrenocortical dan pituitary-gonadal diperkirakan juga berpengaruh pada kesiapan atau potensialitas dari respon amarah tersebut.

Pada tinjauan ilmu syaraf , ditunjukkan bahwa emosi dibentuk oleh multi struktur di dalam otak .Proses cepat , minimal, dan evaluatif signifikansi emosional yang berasal dari sensor data , diproses ketika data yang ada melewati amygdala, dalam perjalanan dari organ sensor sepanjang jalur syaraf menuju limbic otak di bagian depan .Tentang bagiamana emosi dilampiaskan tergantung pada kebiasan individu , pola kepribadian, juga adat istiadat yang dianutnya .




0 komentar:

Posting Komentar